Senin, 19 Juli 2010

SEBAGIAN RANGKUMAN SOSIOLOGI X

SEBAGAIAN RANGKUMAN SOSIOLOGI X
SMA NAHDLATUL ULAMA I GRESIK


Tindakan : Perbuatan manusia dengan maksud dan tujuan tertentu. Tindakan merupakan hasil dari proses belajar. Umumnya setiap manusia akan bertindak berdasarkan akal. Ia akan melakukan seleksi terhadap berbagai alternatif untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin.
Tindakan mempunyai hubungan erat dengan kehidupan bermasyarakat.Seseorang berhubungan dengan orang lain melalui tindakan.
interaksi sosial : Hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok maupun orang dengan kelompok.
interaksi sosial : Merupakan hubungan yang tertata dalam bentuk tindakan yang didasarkan pada nilai dan norma social yang berlaku dalam masyarakat.
proses interaksi sosial : dapat berlangsung karena beberapa factor antara lain :
- IMITASI ( peniruan ) : Proses belajar dengan mengikuti atau meniru sikap dan perbuatan orang lain.
- SUGESTI ( anjuran ) : Pemberian pandangan atau anjuran tertentu dengan maksud untuk meniru atau diikuti orang lain tanpa berpikir panjang.
- IDENTIFIKASI : Kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain.
- SIMPATI : Kecenderungan untuk merasa diri solah olah berada dalam keadaan orang lain.
syarat interaksi sosial : adanya kontak dan komunikasi.
- Kontak social merupakan aksi individu atau kelompok yang mempunyai maksud bagi pelakunya dan ditangkap oleh individu atau kelompok lainnya.
- Kontak dapat dibedakan menjadi kontak langsung dan tidak langsung.
- Kontak dapat terjadi tiga bentuk “ antar individu – antar kelompok serta individu dengan kelompok.
- Kontak dapat bersifat positif dan negatif
- Kontak dapat dibedakan menjadi kontak primer dan skunder.
- Komunikasi : Tafsiran seseorang akan prilaku yang disampaikan.
Dalam menjalankan kehidupan social, manusia melaksanakan interaksi social dengan manusia lainnya dalam struktur permanen social dan berdasarkan kedudukan dan peranan yang dimilikinya.
Kedudukan dan peranan seseorang dalam berinterkasi berdasarkan pada nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu setiap masyakat memiliki pola pola interaksi yang berbeda beda.

B A B
Nilai : ukuran, patokan, anggapan atau keyakini yang dianut oleh banyak orang dalam lingkup suatu kebudayaan tertentu mengenanai apa yang benar, pantas luhur dan baik.
- Ciri ciri nilai merupakan hasil interaksi social antara warga masyarakat yang dapat ditularkan.
Terbentuk melalui proses belajar, bervariasi antara kebudayaan yang satu dan yang lainnya ,
mempunyai pengaruh yang berbeda beda terhadap setiap orang, dan dapat mempengaruhi pengembangan pribadi seseorang.
- Nilai berfungsi untuk menetapkan status social atau posisi seseorang, membentuk cara berpikir dan tingkah laku secara ideal, menentukan minat dan semangat untuk memenuhi peranan peranan, alat solidaritas dan mengawasi, mendorong dan menuntun atau menekan masyarakat.
- 6 Nilai budaya : konsep abtrak mengenai masalah dasar yang amat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia.
Nilai budaya berkenaan dengan lima masalah pokok :
A. Hakikat hidup.
B. Hakikat karya
C. Hakikat kedudukan manusia dalam ruang
dan waktu.
D. Hakikat hubungan manusia dengan alam
sekitarnya
E. Hakikat hubungan manusia dengan sesama
Norma : petunjuk hidup yang berisikan perintah tau larangan untuk mengatur setiap manuisa didalam masyarakat guna mencapai ketertiban dan kedamaian.
Norma dapat dikelompokan menjadi lima golongan yaitu: - Norma agama, norma kelaziman, norma kesusilaan,norma hukum dan mode

B A B
- Setiap masyarakat akan hidup dengan tenteram apabila hubungan hubungan social didalamnya berlangsung secara teratur.
- Bentuk nyata keteraturan social : adanya keselarasan dalam berinteraksi social, dengan kata lain adanya kerja sama didalamnya.
- Bentuknya ketidakteraturan sosial terlihat dari adanya hubungan atau interaksi social yang tidak selaras, sehingga menimbulkan konflik.
Dalam kehidupan sosialnya manusia selalu berusaha menjalin hubungan untuk mendapatkan kebutuhan kebutuhan dasar “ seperti : sandang pangan, papan, keselamatan jiwa, harta benda, harga diri, pengembangan potensi diri serta kasih sayang “
Bentuk umum dari interaksi social ada dua :
1. Interaksi asosiatif : proses menuju kerja sama.
2. Interaksi disosiatif : Suatu perjuangan melawan seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Bentuk khusus interaksi social ada dua :
1. kerja sama : Interaksi social antar individu atau kelompok yang bersama sama mewujudkan kegiatan menurut pola organisasi tertentu dengan maksud untuk mencapai tujuan yang sama.
2. Pertikaian : Proses atau keadaan dimana dua pihak atau lebih berusaha menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain karena adanya perbedaan pendapat, nilai, atau tuntutan dari masing masing pihak.
- Bentuk bentuk kerja sama : Spontan, langsung,
kontak, serta kerja sama tradisional.
- Bentuk bentuk pertikaian : Pribadi, rasial, antar kelas
social, politik, serta pertikaian yang bersifat internasional.
- Faktor factor yang mendukung timbulnya kerja sama antara lain : Adanya tujuan bersama, kewajiban situasional, motif untuk mendorong orang lain, keinginan untuk mencapai nilai, dan adanya musuh bersama.
- Faktor factor yang menyebabkan terjadinya pertikaian antara lain : adanya perbedaan pendapat antar individu, kelompok, perbedaan kebudayaan, kepentingan serta terjadinya perubahan social.

B A B
Sosialisasi : Proses belajar menganai pola pola tindakan dalam masyarakat sesuai dengan peranan yang dijalankannya. Melalui proses ini seseorang akan mengetahui dan menjalankan hak hak dan kewajibannya berdasarkan peranan yang dimilikinya. Proses

sosialisasi sangat ditentukan oleh kebudayaan suatu masyarakat.
Tujuan sosialisasi :
a. Memberikan ketrampilan yang dibutuhkan bagi kehidupan
b. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi
c. Mengendalikan fungsi organic
d. Menanamkan nilai dan kepercayaan pokok masyarakat
- Melalui proses sosialisasi orang dapat mengembangkan kepribadiannya.
- Kepribadian merupakan ciri ciri khas dan sifat sifat yang mewakili sikap dan tabiat seseorang.
- Kepribadian terbentuk dari hasrat biologis, bakat naluri dan berkembang dari proses belajar individu terhadap lingkungan sosialnya.
- Kepribadian dipengaruhi oleh empat factor :
a. Warisan biologis
b. Keadaan lingkungan alam
c. Warisan social
d. Kelompok manusia
Media yang penting dalam proses sosialisasi ialah keluarga, sekolah,media masa, teman sepermainan dan lingkungan kerja.

B A B
Prilaku menyimpang : Prilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan harapan ( nilai dan norma ) masyarakat. Penyimpangan terhadap nilai nilai dan norma norma disebut Deviasi ( Deviation )
Prilaku yang sesuai dan didasarkan pada norma norma dan nilai nilai social yang berlaku dalam masyarakat disebut Konformitas ( Conformity )
Penyimpangan dapat dibedakan menjadi penyimpangan positif Yaitu : penyimpangan dari norma tetapi tujuannya mengarah kepada kemajuan dan pembangunan.
Penyimpangan Negatif yaitu : Penyimpangan dari aturan aturan atau pedoman yang menimbulkan kekacauan dalam masyarakat.
Penyimpangan berdasarkan kwalitasnya :
Penyimpangan primer yaitu ;Penyimpangan yang bersifat temporer dan tidak berulang ulang.
Penyimpangan skunder yaitu : Penyimpangan yang nyata dilakukan serta dikenal secara umum.
Jenis jenis penyimpangan antara lain : Penyalah gunaan narkotika, perkelahian,prilaku seksual diluar nikah, homo seksual, alkoholisme,dan pembunuhan.
Sosialisasi bila tidak berjalan dengan baik atau tidak sempurna maka seseorang akan berprilaku menyimpang. Proses demikian menghasilkan penolakan terhadap nilai nilai dan norma norma masyarakat.
Subkebudayaan menyimpang merupakan penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang memiliki corak kehidupan serupa. Mereka saling berhubungan satu sama lainnya saling membantu, dan tetap patuh pada subkebudayaan karena mereka melakukan kegiatan yang dianggap menyimpang oleh masyarakat yang lebih luas.
Subkebudayaan yang menyimpang memisahkan diri dari aturan aturan, nilai nilai, bahasa dan istilah istilah yang berlaku umum. Seseorang menjadi anggota kelompok subkebudayaan menyimpang karena prilaku demikian tidak diterima oleh masyarakat sejak seseorang menjadi anggota kelompok subkebudayaan ia langsung memulai proses sosialisasi. Melalui sosialisasi ini seseorang belajar mengenal aturan aturan prilaku dari pada anggota kelompoknya.

B A B
Pelapisan social : pembedaan masyarakat kedalam kelas kelas social secara vertical, yang diwujudkan dg adanya tingkatan masyarakat dari yg tinggi ke yang rendah.
Dasar pelapisan social : adanya pembedaan tanggung jawab pada masing masing masyarakat.
Pembedaan itu mengakibatkan masing masing warga memiliki hak dan kewajibannya sendiri sendiri.
Penggolongan masyarakat kedalam suatu lapisan social ditentukan menurut criteria ekonomi ( kekayaan, pendapatan dan pekerjaan ) kreteria social ( prestasi dan prestise ) sedangkan kreteria politik ( wewenang dan kekuasaan ) dalam pelaksanaannya ketiga kreteria tersebut berhubungan satu sama lainnya.
Sistem pelapisan social menempatkan masing masing warga masyarakat pada status dan peranan social tertentu.
Status social menunjukan pada kedudukan seseorang atau kelompok warga dalam masyarakat.
Peranan social menunjuk hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang atau kelompok warga sebagai konsekuensi kedudukanya dalam masyarakat.
Status social dibedakan menjadi status yang diusahakan/prestasi ( achieved status ) dan status yang digariskan/sejak lahir ( ascribed status ) serta status yang diberikan ( assigneed status )
Peranan social dibedakan menjadi peranan pilihan ( achieved roles ) peranan bawaan ( ascribed roles ) serta peranan yang diharapkan ( Expected roles ) dan peranan yang disesuaikan ( actual roles ).
Terhadap tindakan dan interaksi social status dan peranan social membawa pengaruh dalam hal terbentuknya symbol status, terjadinya integrasi status dan peraanan social dan munculnya konflik status dan peranan social.

B A B
Diferensiasi : perolehan hak dan kewajiban yang berbeda bagi setiap anggota masyaraakat secara horizontal, tanpa membedakan lapisan.
Deferensiasi berbeda dg stratifikasi social dalam hal cara cara pandang.
Stratifikasi social memandang masyarakat secara vertical dan menyoroti lapisan/strata.
Diferensiasi social memandang masyarakat secara horizontal tanpa memandang adanya perbedaan tingkatan/strata, tetapi diferensiasi social berkaitan erat dengan stratifikasi social, keduanya berhubungan dengan hak dan kewajiban yang diperoleh oleh masyarakat.
Bentuk bentuk diferensiasi social sebagai berikut :
a. berdasarkan kondisi biologis :
1. Diferensiasi jenis kelamin ( sex ) Perbedaan jenis kelamin laki laki dan perempuan mempengaruhi perolehan hak dan kewajiban dalam banyak aspek, seperti kondisi kerja, kehidupan ekonomi, politik dan lain lainya.
2. Diferensiasi umur ( age ) perbedaan perolehan hak dan kewajiban anggota maysrakat yang berbeda umur tidak hanya ada pada situasi masyuarakat tradisional, tetapi juga pada masyarakat feodal dan masyarakat modern.
3. Deferensiasi intelektual : perolehan hak dan kewajiban anggota maysrakat yang berbeda secra horizontal atas dasar perbedaan kepandaian.
4. Diferensiasi Ras : Ras adalah katagori untuk sekelompok individu yang secara turun temurun memiliki cirri fisik dan biologis tertentu yang sama.
Ciri morfologis ( fisik dan biologis ) ini meliputi dua hal :
- Secara kuantitatif : ukuran badan, bentuk kepala dan bentuk hidung.
- Secara kualitatif : warna kulit, jenis rambut dan warna mata.
Jenis ras dibagi dalam 4 kelompok besar yaitu Caucasoid, Mongoloid, Negroid, dan Ras khusus.
Ras yang ada di Indonesia berdasar perbedaan warna kulit dirinci menjadi 4 kelompok :
- Papua Melanozoid
- Negroid
- Weddoid
- Melayu Mongoloid
b. Berdasarkan kondisi sosio cultural :
1. Diferensiasi suku bangsa : Setiap anggota suku bangsa tertentu mempunyai cirri khas yang sama yaitu : adat istiadat, bahasa, relegi dan kepercayaan, cirri cirri fisik dan kesamaan dalam hal tata nilai budaya.
2. Diferensiasi Agama : agama apapun mempunyai dua aspek ajaran bagaimana manusia berhubungan dengan Tuhan ( Transenden ) dan bagaimana manusia berhubungan dengan dunia ( imanen )
3. Diferensiasi klan : Klan adalah kelompok kekerabatan yang terdiri dari satu nenek moyang melalui garis keturunan . Sistem menarik garis keturunan ada dua : Unilateral dan bilateral. Bilateral dibagi menjadi dua : Patrilineal dan Matrilineal.
4. Diferensiasi Profesi : Perolehan hak dan kewajiban yang berbeda karena perbedaan profesi masing masing.

B A B
Mobilitas Sosial : Menunjuk pada gejala gerak perpindahan dari status social yang satu ke status social yang lain. Gejala tersebut dilatarbelakangi oleh factor strukrut ( ada tidaknya pekerjaan tingkat menengah dan atas serta perbedaan tingkat kelahiran ) dan faktork individu ( kemampuan seseorang mengangkat status sosialnya )
Mobilitas social dapat dibedakan dalam 3 bentuk :
1. Mobilitas horizontal ditandai oleh perpindahan antar status social dalam lapisan social yg sama.
2. Mobilitas vertical ditandai oleh perpindahan naik turunnya antarlapisan social.
3. Mobilitas intergenerasi ditandai oleh perpindahan antar lapisan social menyangkut garis keturunan tertentu.
Mobilitas social membawa konsekuensi munculnya konflik dan penyesuaian dalam masyarakat.
Konfik muncul ditandai oleh masalah perlunya penataan struktur dan nilai masyarakat secara baru berhadapan dengan kehendak masyarakat mempertahankan struktur dan nilai yang sudah ada.
Penyesuaian turut didorong oleh konflik yang membuka mata masyarakat akan perlunya penataan stabilitas social yang baru.

B A B
Pranata social ( Institusi ) : suatu system norma yang mengatur segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat.
Wujud konkrit dari pranata social adalah lembaga atau yang disebut institut.
Suatu kebiasaan atau norma bisa menjadi pranata social apabila telah melalui institusionalisasi, dan memenuhi 3 syarat :
1. diterima oleh masyarakat
2. menjiwai seluruh rakyat
3. mempunyai sangsi
Fungsi Pokok suatu pranata social sebagai berikut :
1. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
2. Memberikan pedoman bagi anggota dalam hidup bermasyarakat.
3. Memberikan pegangan pada masyarakat dalam menandakan system pengendalian atau pengawasan.
Fungsi fungsi tersebut dapat diperjelas dalam tiap jenis pranata social yang ada. Lima buah jenis pranata social yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarat adalah sebagai berikut :
1. Pranata keluarga.
a. Fungsi pengaturan biologis
b. Fungsi reproduksi
c. Fungsi sosialisasi
d. Fungsi afeksi
e. Fungsi penentu kedudukan dan status.
f. Fungsi perlindungan
g. Fungsi ekonomi
2. Pranata pendidikan.
a. Perantara pemindahan warisan budaya ( enkulturasi )
b. Memberikan persiapan bagi peranan peranan pekerjaan.
c. Mempersiapkan peranan social yang dikehendaki oleh individu.
d. Memberikan landasan penilaian dan pemahaman status relatif.
e. Memperkuat penyesuaian diri dan pengembangan hubungan social.
3. Pranata Agama
a. Bantuan terhadap identitas social.
b. Memberikan penafsiran untuk menjelaskan keberadaan manusia.
c. Meningkatkan kehidupan social dan mempererat kohesi social ( hubungan social )
4. Pranata ekonomi.
a. Pengaturan produksi barang dan jasa.
b. Fungsi distribusi barang dan jasa.
c. Fungsi konsumsi barang dan jasa.
5. Pranata politik.
a. Melembagakan norma melalui undang undang
b. Melaksanakan undang undang yang telah disetujui
c. Menyelesaikan konflik yang terjadi
d. Menyelenggarakan pelayanan umum
e. Melindungi warga negara.

ISTILAH ISTILAH SOSIOLOGI
Aksi : Tingkah laku yang bertujuan atau yang menyangkut orang lain.
Identifikasi :Menerima kepercayaan dan nilai nilai orang atau kelompok lain sebagai milik sendiri.
Imitasi : meniru tingkah laku orang lain.
Simpati : Merasa diri seolah olah dalam keadaan orang lain dengan mengikuti yang dilakukan, diakui atau diderita orang lain.
Sugesti : Pemberian pandangan aatau anjuran untuk diterima orang lain tanpa piker panjang.
Incest : Hubungan seksual yang terjadi antara dua orang yang mempunyai hubungan darah atau kekeluargaan ( misal ayah dan anak )
Sekularisme : Pandangan yang berpendirian bahwa moralitas tidak perlu didasarkan pada agama ( memisahkan antara hubungan material dengan agama )
Sosial Engeneering : Rekayasa social yaitu : konkretisasi atau perwujudan dari system nilai nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Tindakan preventif : Usaha pencegahan agar tidak terjadi gangguan pada keserasian antara kepastian dan keadilan.
Tindakan Represif : Usaha pengembalian keserasian yang terganggu akibat prilaku menyipang.
Agresif : Tindakan yang bersifat aktif atau menyerang
Akomodasi :Perpaduan antara kerja sama dengan posisi atau mempengaruhi perubahan guna memperkecil konflik.
Asosiatif : Suatu proses yang mengarah kepada suatu kerja sama.
Bargaining : Pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang barang dan jasa antara dua orang atau lebih.
Disosiatif : Suatu perjuangan melawan seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Join venture : Kerja sama ( usaha patungan ) dalam pengusahaan proyek proyek tertentu.
Koalisi : Gabungan antara dua orang atau lebih dengan tujuan untuk memperkuat diri.
Kondusif : Menghasilkan, menguntungkan, mendukung.
Sensitif : peka cepat, tanggap.
Afektif : berhubungan dengan perasaan,sikap,dan cinta.
Egosentris : Tindakan individu yang mementingkan diri sendiri.
Hereditas : Ciri warisan orang tua yang melekat pada keturunannya.
Kognitif : Berhubungan dengan pengertian dan pengetahuan.
Anomie : ketiadaan nilai nilai atau kaidah dalam masyarakat sebagai pegangan/keadaan dimana tidak adanya pegangan terhadap apa yang baik dan yang buruk bagi masyarakat.
Deviant : Individu yang cenderung melakukan penyimpangan atau pelanggaran norma.
Deviasi : Penyimpangan terhadap nilai nilai dan norma norma.
Konformitas : Tindakan yang sesuai dengan norma yang berlaku.
Patologi : Ilmu yang mempelajari tentang penyakit penyimpangan.
Retualisme ; Penerimaan cara cara yang diperkenalkan secara kultur namun menolak tujuan tujuan kebudayaan.
Subkebudayaan : Budaya yang membedakan suatu kelompok dengan kelas masyarakat atau kebudayaan satu kelompok yang berbenturan dengan kebudayaan dominan.
White collar crime : perilaku penyimpang ( kejahatan ) yang dilakukan seseorang yang memiliki status dan tanggung jawab social yang tinggi ( kejahatan kerah putih )
Hirarki : Struktur masyarakat yang terdiri dari tingkat tingkat yang tidak sederajat. Masing masing tingkat membentuk kelas social yang memiliki wewenangnya sendiri sendiri. Tingkat atau kelas sosial atas memiliki wewenang mengatur tingkat atau kelas social dibawahnya.
Subtansial : Berasal dari kata subtansi yang berarti pokok aatau jati diri sesuatu. Suatu hal dikatakan subtansial berarti hal tersebut menjadi jati diri ( asas) bagi hal hal lainnya.
Fenomena : Kenyataan kejadian yang hadir kehadapan kita yang dapat ditangkap oleh panca indra sekaligus dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
Intensitas : Keadaan ( tingkat, ukuran ) menghebat, meninggi, dan meningkat.
Legitimasi : Pembenaran ataupengakuan umum terhadap suatu lembaga, kedudukan, bisa juga pola perilakuyang dianggap paling wajar bagi suatu masyarakat.
Social sirculation : Derajat perubahan keanggotaan suatu kelompok dengan tetap mempertahankan pola dinamika kelompok yang bersangkutan. Dapat juga diartikan gerak individu dari suatu kelompok kekelompok lain.
Stabilitas social : Kemamtapan masyarakat yang diwarnai oleh keseimbangan antara berbagai kepentigan warga masyarakat beserta nilai autau norma social yang berlaku.
Domistic Institution : Pranata yang memenuhi kebutuhan keluarga.
Economic Institution : Pranata yang berfungsi menghasilkan barang dan jasa.
Internalized : Proses pembudayaan norma norma dalam pribadi anggota masyarakat.
Identitas moral : Keadaan atau kepribadian yang berdasarkan mental yang baik menurut agama dan nilai masyarakat.
Kohesi social : Hubungan social
Politic Institution : Pranata yang memilki monopoli kekuasaan yang bersifat sah.
Religion Institution : Pranata yang berfungsi memenuhi kebutuhan manusia berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib.
Scientific Institution : Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia.
Sistem kasta : Pelapisan social ditemukan dalam masyarakat tertentu.
Penduduk inti : Seseorang atau kelompok pelopor yang membuka suatu lahan diawal terbentuknya suatu desa/kelompok masyarakat pertanian.
Wong bakung : keturunan orang yang pertama dating menetap serta membuka desa dan lahan pertanian.
Disintegrasi : Proses terpecahnya suatu kesatuan menjadi bagian kecil yang tercerai berai.
Social change : Perubahan pada lembaga social dalam masyarakat yang mempengaruhi system social, nilai, sikap, dan pola perilaku.
Heterogen : Memiliki cirri dan sifat yang beragam atau tidak sama.
Hipotesis alternatif : hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti baik yang bersifat relasional maupun deskriptif.
Hipotesis deduktif : Hipotesis yang muncul dari sebuah teori.
Hipotesis induktif : Hipotesisyang dimunculkan dari hasil pengamatan, penjajagan atau pengamatan atas sejumlah kejadian dilapangan.
Hipotesis nol : formulasi terbalik dari Hipotesis kerja atau ingkaran dari Hipotesis alternatif.
Homogen : memiliki cirri cirri dan sifat yang sama.
Etnosentris : Sifat yang menganggap diri dan kelompoknya lebih baik dari kelompok lain.
Primordial : ikatan ikatan dalam masyarakat yang bersifat kesukuan, kekerabatan,keagamaan dan kelompok social tradisional lainnya.
Politik aliran : politik yag didasarkan kepentingan kelompoknya.
Stereotype etnik : Ciri cirri suku bangsa lain yang bersifat subyektif atas dasar citra tertentu.
Full participation : Peneliti mengambil bagian penuh dalam aktifitas obyek penelitian.
In depth interviewing : wawancara yang dilakukan secara mendalam untukmemperoleh keterangan yang lebih luas.
Metode dokumenter : Suatu cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara menganalisis data data tertulis dalam dokumen dokumen seperti catatan harian , transkrip,sk,buku, media cetak lainnya.
Metode kuesioner : Suatu cara mengumpulkan data dengan mengajukan suatu daftar berisikan serangkaian pertanyaan mengenai sesuatu hal kepada responden, untuk kemudian diisi oleh responden tanpa bantuan peneliti.
Metode observasi : suatu cara mengumpulkan data melalui pengamatan indrawi,dg melakukan pencatatan terhadap gejala gejala yang terjadi pada obyek penelitian secara langsung ditempat penelitian.
Metode Wawancara : Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab secara langsung antara si penanya yang disebut pewawancara dengan si penjawab yang disebut responden atau informan.
Reliabilitas : keaadaan dimana suatu pengjian menghasilkan pengukuran yang sama dengan yang diukur.
Partial participation : keterlibatan peneliti hanya dalam hal hal tertentu dari obyek penelitiannya.
Validitas : patokan sampai sejauh mana suatu pengujian menghasilkan pengukuran yang dikehendaki.
Coding Sheet : lembaran matrik data. Merupakan tempat data yang sudah diedit dan diberi kode dihimpun jadi satu.
Fieldnotes : Catatan catatan lapangan berisi rekaman data yang terkumpul.
Frekuensi : jumlah kasus yang muncul untuk setiap katagori data.
Statistik diskriptif : Statistik yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menyederhanakan, menyajikan dan menganalisis data kuantitatif secara deskriptif.
Statistik inferensial : Statistik yang digunakan untuk meramalkan sesuatu kesimpulan dari suatu populasi yang lebih besar dari sekumpulan data yang diselidiki.
Stub : bagian kiri dari table, termasuk kepala kolom, tetapi tidak termasuk jajar ( baris ) total.
Tabel frekuensi : table yang menyajikan berapa kali sesuatu hal yang terjadi.
Tabel induk : table yang berisi semua data yang tersedia secara rinci.
Tabel teks : table yang lebih diringkaskan untuk sesuatu keperluan tertentu.
Tally : tanda yang dicoretkan dalam proses tallying, biasanya berbentuk garis miring.
Format laporan : Kerangka dasar penyusunan laporan sebagai acuan atau pedoman yang digunakan dalam menyijikan laporan.
The educational – diagnosis meeting : pertemuan yang mendiskusikan masalah masalah ilmiah dengan maksud memperoleh pemahaman yang lebih baik.
The epened meeting : pertemuan yang membicarakan bermacam macam topik dan tidak terbatas pada satu masalah.
The social problem meeting : pertemuan yang membahas tentang masalah actual dalam masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan kejadian social,politik ekonomi dan kebudayaan.
Format leader : pemimpin yang memiliki dasar kewenangan dan kekuasaan yang mempunyai sangsi sangsi yang nyata.
Informal leader : pemimpin yang dasar wewenangnya berlandaskan teradisi atau nilai nilai social yang mendalam.
Subsistence farming : suatu cara pengelolaan system pertanian untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

1 komentar: